Langsung ke konten utama

JILBAB TRAVELER : LOVE SPARKS IN KOREA



Er… melihat judul di atas gue pengen ngeralat, ini bukan soal review buku atau film. Ilmu gue jelas belum cukup untuk mengomentari karya-karya besar Bunda Asma Nadia. Sementara filmnya baru tayang di bioskop 5 juli nanti—which mean, akan jadi agenda kegiatan gue dan sepupu-sepupu saat lebaran. Hahaha. 

KBM Jakarta
Dalam rangka menyambut film tsb. diadakanlah serangkaian acara, termasuk yang gue hadiri hari ini (26 Juni 2016). Lokasi di Gramedia Matraman lantai tiga. Kegiatan dimulai dengan kopdar Komunitas Bisa Menulis area Jakarta. Walau pun ada juga yang bela-belain datang dari Serang dan Majalengka.

Undangan di facebook tertulis setengah satu tapi karena, yah… melewati jalan di Jakarta itu butuh perjuangan, jadi acara baru benar-benar dimulai sekitar jam satu-an. Dibuka oleh Mas Agung Pribadi kemudian dilanjutkan oleh Pak Isa Alamsyah. Dan pada saat mendengarkan mereka gue bener-bener merasa kayak lagi ditegor. Baper aje lu Lan. 

“It’s not about having time, but how you can making time. No Excuse baybeeeeh.” Dan itulah yang harus gue renungkan. Jika kita sudah memulai sesuatu, maka selesaikan! Jangan banyak alasan! Gue lagi ngomongin soal naskah gue, by the way. Meski pun memang harus digaris bawahi pake tinta emas perak dan perunggu, bahwa ‘menelurkan’ naskah itu nggak segampang goreng telor ceplok. Tapi ketika kita sudah berpikir soal menerbitkan buku maka haruslah kita merealisasikan itu.

Jadi anggota forum kepenulisan seperti KBM, FLP, Altair dan semacamnya, tentu membantu gue dalam pengembangan naskah yang lagi gue kerjain. Especially thanks to KBM yang selalu menjadi ladang ilmu untuk para dreamerwan dan dreamerwati yang pengen jadi penulis buku best seller. Di kopdar KBM gue belajar mengkritisi naskah. Seperti tema yang sudah di share di FB sebelumnya : find the weakness of the script.
 
Baiklah, berhubung sekarang Ramadhan, bulan yang memberi pahala double buat orang-orang yang berbagi, gue akan bagi naskah yang harus dikritisi itu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Understanding weakness.

Ting tong…..tingtong….
Aku menekan nekan tombol bel berkali kali tapi tidak ada satupun yang menjawabnya. Padahal mba Tri lagi di kamarnya nonton film India kesukaannya. Walaupun ndak bisa Bahasa India , dia ngerti jalan ceritanya.
“Mbak Tri…..mbak…..”
Rasanya habis kesabaran saya menunggu.
Sementara aku bingung mau masuk, wanita itu masih santai di kamar menonton film India.
“Wah kalau nunggu filmnya selesai bisa nunggunya 2 jam nih” pikirku.
Pembaca ada yang tahu apa ideku?
Nah pembaca sekalian, ide ini walaupun kelihatannya aneh tapi berhasil.
Aku langsung meraih meteran listrik dan, klik. Aku turunkan meteran listriknya, dan listriknya mati.
Horee….sebentar lagi mbak akan keluar dan membukakan pintu
Satu menit, dua menit……..sepuluh menit berlalu Mba Tri gak keluar juga.
Rupanya langsung setelah listrik ku matikan bukannya keluar nyalahkan listrik eh malah molor.
“Kenapa belum masuk mas?” tanya supirku. “Gak ada kuncinya pak,” jawabku. “Aku ada kunci cadangan nih ndoro.” Seru supirku.
Aduh kenapa gak dari tadi bilang. Gak cape kalee.
Tapi tak apalah, yang penting kubisa langsung masuk dan istirahat dengan tenang di sisi-Nya eh maksud ku istirahat tenang saja.
“Gimana film Indianya mbak?.” Tanyaku menyindir dirinya.
“Seru Pak.” Jawabnya tanpa rasa bersalah.
Lalu tanpa sengaja kulihat kabel bel putus, pantas saja dia tidak tahu aku datang.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gimana-gimana? Udah tahu belum apa yang musti dikritisi? Gue kasih bocoran. Tulisan di atas punya lebih dari 50 kesalahan, termasuk dalam hal teknis atau pun logika. Kebanyakan tentang inkonsistensi si penulis dalam memberikan julukan/sebutan dan tanda baca. Coba dicermati dulu, nanti baru kita bahas di kolom komentar. 

Bunda Asma, Mbak Tasya, Mas Giring, Bunda Dewi Yul XD
Balik lagi ke acara DREAM BUILDING : Jilbab Traveler Love Sparks in Korea. Di sana, selain ilmu, gue mandapatkan pin, sertifikat dan foto para pemain (Giring Niji, Tasya (bukan kamila) zaskia, dan Bunda Dewi Yul.) Oh, dan teman-teman baru yang sama-sama berjuang dalam dunia kepenulisan. Salah satunya Mas Rama yang menulis buku Dunia Tanpa Cahaya. Sebagai informasi berharga, beliau adalah seorang tuna netra. Ouch, berasa ditegor lagi nggak sih?
Kenang-kenangan Kopdar yang nulis namanye mba Eril. ehehe

Apapun itu, setelah ini gue akan balik lagi ke slogan KBM waktu awal-awal kebentuk.
“SATU BUKU SEBELUM MATI!” –kalo bisa sih lebih dari satu. Muhehehe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANTANGAN TEMEN : PACARAN

Jujur saya memang ingin menulis tentang 'pacaran'. Apalagi setelah beberapa temen saya menantang, semangat saya jadi berkobar-kobar. Tapi, sebelum lanjut baca ke bawah, saya minta, kalian para sobat membuka pikiran selebar-lebarnya. Karena mungkin tulisan ini akan mengandung beberapa kontra. Eh, gimana deh?  Cekidot! Saat temen saya tanya soal pacaran, hal pertama yang saya lakuin adalah browsing . Maaf, bukan berarti saya nggak ngerti soal tema yang akan dibahas. Tapi karena saya mau mencari beberapa pendapat umum soal pacaran. ;D Hasilnya saya menemukan kalimat ini di Wikipedia : Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah denga...

Dilema Pemimpin Hadapi Covid Nineteen

Sejak pasien positif virus Corona diumumkan pada dua maret, jumlah korban terus bertambah. Per tannggal hari ini, Senin, 30 April 2020, sudah tercatat 1.414 orang positif mengidap virus tersebut. Jumlah pasien yang sembuh mulai menanjak naik di angka 75. Sementara jumlah korban meninggal masih di angka mengkhawatirkan, yaitu 122.

Misconceptions About Jihad

Culture, Social, Political, and Security In the Name of Allah, the Most Compassionate, the Most Merciful. And for Rasulullah Muhammad SAW, piece be upon him. At the beginning,  I should like to sincerely thank for your coming in this blog. In this changes I want to talk about jihad.  Have you ever heard about that before? I assume you are thinking about something wrong about that. The Arabic word "jihad" is often translated as "holy war”. However in a purely linguistic sense, the word " Jihad/Jahada” in Arabic means struggling or striving or make an effort. So, there are misunderstood concept about Jihad. The concept of ‘Jihad’ has been misconceptions is not among muslims but among non muslim also. There are political and religious groups who using ‘Jihad’ for their benefit, to justify various forms of violence. And if you hear the news about terrorism, sometimes you feel scary or inflamed your temper. And you’ll asking, why? Why they do that? Why ...