Langsung ke konten utama

Dilema Pemimpin Hadapi Covid Nineteen

Sejak pasien positif virus Corona diumumkan pada dua maret, jumlah korban terus bertambah. Per tannggal hari ini, Senin, 30 April 2020, sudah tercatat 1.414 orang positif mengidap virus tersebut. Jumlah pasien yang sembuh mulai menanjak naik di angka 75. Sementara jumlah korban meninggal masih di angka mengkhawatirkan, yaitu 122.

Lewat sepekan lebih wabah ini diberikan status Pandemi oleh WHO. Wabah ini juga berhasil menyedot kekhawatiran publik sampai-sampai ada salah satu petinggi di Jerman yang memutuskan untuk mengakhiri hidup.

Beberapa negara sudah melakukan lockdown (ditutupnya perbatasan supaya orang tidak bisa seenaknya mondar-mandir). Dampak lockdown paling besar tentu mengarah ke ekonomi. Jelas, seluruh kegiatan transaksi yang dihentikan otomatis membuat pengusaha kalang kabut. Baik itu skala kecil, menengah, atau besar.

Indonesia?

Saya mengikuti beberapa berita yang menyatakan Pemerintah tidak memilih lockdown sebagai opsi. Indonesia sendiri menganggapi penyebaran virus dengan program utama Physical Distancing. Bertaruh pada tingkat kedisiplinan masyarakat untuk menjaga jarak, kepatuhan mereka untuk tetap di rumah dan mencuci tangan sering-sering dengan sabun.

Solusi itu diharapkan dapat menahan laju penyebaran karena nyatanya, fasilitas kesehatan Indonesia terbatas. Jika penyebaran tidak dikendalikan, maka pasien akan melonjak dan ada kemungkinan chaos. Indonesia tentu tidak mau seperti Italia yang harus memilih mana pasien prioritas. Padahal Italia adalah negara maju.

Saya pribadi hanya bisa menyimak dan menuruti instruksi dengan patuh. #dirumahaja #jagaimuntubuh #dophysicaldistancing harus dilakukan maksimal karena pemerintah sudah membuat keputusan.

Kemudian saya juga memahami bahwa virus ini adalah ujian dari Allah SWT. Seperti yang tertuang dalam Al Qur'an surah Al Ankabut ayat 2;


أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Arab-Latin: A ḥasiban-nāsu ay yutrakū ay yaqụlū āmannā wa hum lā yuftanụn
Terjemah Arti: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
ayat mencop-paste dari sini.

Status Pandemi ini membuat banyak orang khawatir (termasuk muslim) lalu melakukan hal-hal seperti panic buying. Efeknya, harga melonjak sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, masker dan hand sanitizer. Dari yang harga normalnya 30 ribu, kini masker dibanderol 250 ribu per kotaknya. Sama seperti HS yang semula hanya 15-30 ribu sekarang jadi 45-70 ribu per botol sedang.

Mungkin ini juga yang menyebabkan pemerintah tidak memilih opsi lockdown. Saya membayangkan, jika semua orang harus tetap di rumah, tidak ada transaksi, tidak ada pemasukan, tapi kita tetap butuh makan, apa yang akan terjadi?

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Arab-Latin: Wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khaufi wal-jụ'i wa naqṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt, wa basysyiriṣ-ṣābirīn
Terjemah Arti: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Astaghfirullahaldzim. Mudah-mudahan kita semua masuk ke kategori orang yang sabar. Aamin.

Hiburan saat terjadi masalah global seperti ini bagi saya adalah kembali pada Allah SWT. Virus yang kasat mata sejatinya mahluk Allah SWT juga.

Saya berdoa untuk Pemimpin negeri ini. Semoga diberikan kemudahan dalam membuat keputusan. Indonesia memang bukan negara berhukum syariah, namun Pancasila poin satu mengingatkan kita, bahwa yang berkuasa di atas segala kuasa adalah, Ia, Allah yang Esa.

Salam,







Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANTANGAN TEMEN : PACARAN

Jujur saya memang ingin menulis tentang 'pacaran'. Apalagi setelah beberapa temen saya menantang, semangat saya jadi berkobar-kobar. Tapi, sebelum lanjut baca ke bawah, saya minta, kalian para sobat membuka pikiran selebar-lebarnya. Karena mungkin tulisan ini akan mengandung beberapa kontra. Eh, gimana deh?  Cekidot! Saat temen saya tanya soal pacaran, hal pertama yang saya lakuin adalah browsing . Maaf, bukan berarti saya nggak ngerti soal tema yang akan dibahas. Tapi karena saya mau mencari beberapa pendapat umum soal pacaran. ;D Hasilnya saya menemukan kalimat ini di Wikipedia : Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah denga...

Misconceptions About Jihad

Culture, Social, Political, and Security In the Name of Allah, the Most Compassionate, the Most Merciful. And for Rasulullah Muhammad SAW, piece be upon him. At the beginning,  I should like to sincerely thank for your coming in this blog. In this changes I want to talk about jihad.  Have you ever heard about that before? I assume you are thinking about something wrong about that. The Arabic word "jihad" is often translated as "holy war”. However in a purely linguistic sense, the word " Jihad/Jahada” in Arabic means struggling or striving or make an effort. So, there are misunderstood concept about Jihad. The concept of ‘Jihad’ has been misconceptions is not among muslims but among non muslim also. There are political and religious groups who using ‘Jihad’ for their benefit, to justify various forms of violence. And if you hear the news about terrorism, sometimes you feel scary or inflamed your temper. And you’ll asking, why? Why they do that? Why ...