Langsung ke konten utama

Menghadapi Kebegoan yang Nyata

Sebetulnya kata yang tepat adalah malas, tapi untuk efek dramatisasi dan sebagai tamparan buat diri sendiri gue pake kata yang lebih kasar. Kenapa? karena pada saat gue bikin tulisan ini, gue lagi benci sama diri sendiri.

Kapan gue berhenti nulis? Saking desperate-nya gue ngeri lihat tanggal postingan terakhir. Well, ini bukan soal betapa lebaynya gue dalam hal tulis-menulis, tapi soal seberapa istiqomahnya gue dalam menggapai angan-angan. Yep. Lagi-lagi soal konsistensi.

Sebetulnya beberapa bulan lalu gue masih semangat buat nulis dan ikutan acara sharing bareng editor. Tapi sejak masuk kuliah bulan September... voila, fokus gue hilang. Gue sama sekali nggak bermaksud nyalahin kuliah sih. Itu juga keharusan soalnya. Cuma gue kesel aja, kenapa nggak bisa memanfaatkan waktu lebih efektif lagi.

24 Jam jadi nggak maksimal karena siklus hidup gue Kerja-Kuliah-Cari hiburan. Sementara gue pengen banyak hal. Diri yang kompleks, ambisius, butuh legitimasi untuk diakui keberadaannya di dunia. Orang yang nggak puas dengan apa yang sudah dicapai, tapi juga cepet kehilangan minat. Jadi nggak pernah melakukan hal besar sampai bener-bener selesai. Yeah, that's me. Si pemilik agenda hidup luar biasa tapi mengeksekusi hidup dengan biasa aja. Day Dreamer, make me sick.

Then... i've a big question to myself, masihkah gue mencintai diri gue sendiri setelah sadar akan kebegoan-kebegoan itu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Pemimpin Hadapi Covid Nineteen

Sejak pasien positif virus Corona diumumkan pada dua maret, jumlah korban terus bertambah. Per tannggal hari ini, Senin, 30 April 2020, sudah tercatat 1.414 orang positif mengidap virus tersebut. Jumlah pasien yang sembuh mulai menanjak naik di angka 75. Sementara jumlah korban meninggal masih di angka mengkhawatirkan, yaitu 122.

Happy Blogging!

Kemarin sempet tergiur bikin blog baru karena lihat  SCRAPTERRA . Nama blog baru itu Desansites! Tapi akhirnya blog baru itu nggak gue lanjutin. Ngurus yang ini aja belum becus, udah mau nambah satu lagi. Kan nggak konsisten namanya. Jadi, gue malah mengubah Lane Land jadi Desansites. Hahahaha. Tapi emang yah, ngedit CSS HTML buat desain blog itu seru. You know, kemarin mata gue udah sayup-sayup padahal jam pulang kerja masih lama. Akhirnya gue buka blog dan iseng ngedit HTML. Eh, mata gue jadi melek lagi. Jadi akrab sama kode-kode warna , jenis-jenis font , dan beberapa situs yang menyediakan tutorial mengedit tampilan blog .  Selama ini gue punya blog memang buat punya-punya aja. Cuma untuk menampung hal-hal yang gue suka. Sebenernya juga, nggak semua hal yang gue suka ada di sini. Mungkin karena gue juga nggak istiqomah  ngeblognya kali, ya.  Kenapa akhirnya gue nulis lagi di blog? Jujur penyebab utamanya adalah Mbak Janitra, si pemilik blog SCRA...

Misconceptions About Jihad

Culture, Social, Political, and Security In the Name of Allah, the Most Compassionate, the Most Merciful. And for Rasulullah Muhammad SAW, piece be upon him. At the beginning,  I should like to sincerely thank for your coming in this blog. In this changes I want to talk about jihad.  Have you ever heard about that before? I assume you are thinking about something wrong about that. The Arabic word "jihad" is often translated as "holy war”. However in a purely linguistic sense, the word " Jihad/Jahada” in Arabic means struggling or striving or make an effort. So, there are misunderstood concept about Jihad. The concept of ‘Jihad’ has been misconceptions is not among muslims but among non muslim also. There are political and religious groups who using ‘Jihad’ for their benefit, to justify various forms of violence. And if you hear the news about terrorism, sometimes you feel scary or inflamed your temper. And you’ll asking, why? Why they do that? Why ...