Mata ini menatap rancu. Pada layar laptop bergambar kertas putih dengan background biru muda. Tangan-pun berhenti mengetik, karena semua kata yang sudah kusimpan dikepala perlahan lenyap. Seperti habis diserap sunyi. Sama sekali tak bersisa barang sehurufpun. Sesaat, aku tertegun, mengeluh, menengadahkan wajah. Menatap pada langit-langit kamar dan siluet ujung jilbabku. Apa yang terjadi? Kenapa pada saat-saat seperti ini selalu datang pilu. Menyusup dan menikam tiba-tiba. Saat sadar ia sudah merajai, menghentikan gairahku pada semua hal. Membuatku terpaku dan enggan melakukan sesuatu. Mungkinkah ini yang di sebut ‘kehampaan’? Apa definisi kehampaan? Sepi? Kosong? Hambar? Ah, kurasa itu hanya sebuah sinonim. Yang kutahu ia selalu datang di waktu tertentu. Seperti kekasih yang rutin menghampiri pasangannya. Begitulah kehampaan bagiku, sesuatu yang sulit hilang. Mataku melirik ke arah dapur. Di sana ibu sibuk mengaduk seuatu di dalam panci. Aku tahu itu adalah bubur kacang hijau k...