Memang nggak ada yang sempurna. Itu salah satu moto yang kadang terngiang dalam pikiran gue. Tetapi setelah kejadian dua hari kebelakang, mata gue terbuka. Allah SWT menciptakan manusia secara sempurna. Dan skenarionya juga sempurna. Termasuk skenario yang Allah SWT buat untuk gue, kemarin.
Tanggal 20-21 September 2014 gue pikir akan jadi hari yang hebat. Karena pada tanggal itu gue akan menguji kemampuan gue dalam mengkoordinir sesuatu. Gue menggagas event kecil yang disebut Latihan Dasar Kepemimpinan Gabungan. Dan persiapannya memakan waktu dua minggu. Dalam waktu 14 hari gue menantang diri gue sendiri untuk bekerja ala anak organisasi. Mengkonsep, rapat, belanja persiapan, mengkoordinir alumni, sekaligus mengkoordinir peserta LDK itu sendiri. Berat kah? Nggaaaak. Selama gue suka ngerjainnya, gue nggak akan ngerasa berat.
Setelah dua minggu persiapan akhirnya sampai juga hari eksekusi. Pada saat itulah Allah SWT mulai memainkan skenario klimaks untuk gue. Sabtu, jam tiga sore gue mulai siap-siap untuk berangkat ke sekolah. Karena sesuai rencana gue harus ada di sekolah sekitar jam setengah lima. Tapi begitu gue udah siap berangkat, cuaca langsung berubah. Angin kencang dateng disusul dengan hujan. Bener-bener kenceng sampai-sampai seng di atap rumah gue ada yang copot. Saat itu gue masih belum panik. Cuaca nggak bisa disalahkan. Lagipula gue masih bisa keluar kalau berani menerjang pake jas hujan. Cuma memang agak repot karena bawaan gue banyak.
Beruntung, hujan mereda jam empat lebih berapa menit. Gue langsung jalan ke sekolah dengan langkah tergesa-gesa. Berusaha mengejar waktu yang tersisa. DAN, masalahpun dimulai dari sini. Metromini yang gue tunggu-tunggu nggak muncul-muncul. Akhirnya, gue memilih untuk ngekatrol waktu dengan naik 06 ke PGC, baru naik metro dari sana. Nggak beruntung! Saat gue sampe metronya udah jalan. Gue masih berusaha mengejar metro itu. Tapi yang terjadi adalah, gue hampir ketabrak motor.
Gue tarik nafas dalam-dalam dan berusaha berfikir jernih. Mencoba untuk bersabar lebih kali ini. Akhirnya setelah hampir 10 menit nunggu metro datang. Muncul harapan semua masih bisa diperbaiki. Telat 10-20 menit masih bisa gue tolerir mengingat keadaan yang emang nggak kondusif. Tapi, lagi-lagi gue harus melampangkan dada. Gue tahu Jakarta emang kota macet. Termasuk sama jalan condet yang harus gue lewati supanya nyampe ke sekolah. Macet! Bukan macet lagi malah, tapi stuck! Metro yang gue tumpangi kejebak nggak bisa jalan. Gue bingung.
Tapi saat itulah adik-adik kelas yang budiman sangat membantu gue dalam situasi terjepit. Dan gue bersyukur karena Allah SWT memunculkan rasa sayang di hati mereka untuk gue. Mereka menghubungi gue dan bilang akan jemput pakai motor. Maklum saat itu belum ada teknologi ojek onlen.
Ndelalahnya henpon super canggih yang gue miliki mulai ngambek, ngadat dan mati baterainya, padahal sebelumnya udah gue charge. Duh. Tapi bukan Alantika namanya kalau menyerah. Akhirnya gue turun dari metro dan mencari tukang pulsa terdekat untuk minta charger. Alhamdulillah, nunggu hampir 20 menit gue berhasil dijemput oleh adik kelas kesayangan dan dia dengan lihainya membelah gang menuju SMKN 22.
Mantap! Kami sampai walaupun telat.
Meski begitu acara tetap berjalan lancar karena sebelumnya udah dipersiapkan plan B kalo-kalo terjadi hal tak terduga. Anehnya gue merasa puas dengan semua kejadian itu. Karena pesan LDK tersampaikan dengan baik, yaitu mencetak adik-adik kelas untuk terus loyal dan menghormati kakak kelas sampai maut memisahkan.
#plak
Special thanks for GREY SQUAD, tim ekskul Jurnalistik SMKN 22 periode 2014-2015.
Tapi saat itulah adik-adik kelas yang budiman sangat membantu gue dalam situasi terjepit. Dan gue bersyukur karena Allah SWT memunculkan rasa sayang di hati mereka untuk gue. Mereka menghubungi gue dan bilang akan jemput pakai motor. Maklum saat itu belum ada teknologi ojek onlen.
Ndelalahnya henpon super canggih yang gue miliki mulai ngambek, ngadat dan mati baterainya, padahal sebelumnya udah gue charge. Duh. Tapi bukan Alantika namanya kalau menyerah. Akhirnya gue turun dari metro dan mencari tukang pulsa terdekat untuk minta charger. Alhamdulillah, nunggu hampir 20 menit gue berhasil dijemput oleh adik kelas kesayangan dan dia dengan lihainya membelah gang menuju SMKN 22.
Mantap! Kami sampai walaupun telat.
Meski begitu acara tetap berjalan lancar karena sebelumnya udah dipersiapkan plan B kalo-kalo terjadi hal tak terduga. Anehnya gue merasa puas dengan semua kejadian itu. Karena pesan LDK tersampaikan dengan baik, yaitu mencetak adik-adik kelas untuk terus loyal dan menghormati kakak kelas sampai maut memisahkan.
#plak
Special thanks for GREY SQUAD, tim ekskul Jurnalistik SMKN 22 periode 2014-2015.
Komentar
Posting Komentar
Yok, yang mau komen harap sopan ya~
Kalau tidak sopan pemilik blog berhak untuk menghapus komentar tersebut.
Terima kasih~